Gw Agresif, Situ Apa?

8 November 2010,
Sore - sore, tim offline AFC sibuk nyiapin kelas untuk #akademiberbagi. Topik senin ini adalah mengetahui dan memahami profil resiko . Berhubung gw tim online, tugas gw mastiin klo pengajar hari itu sudah menyiapkan materi untuk mengajar plus minta daftar murid yang hadir dari mba @Pasarsapi. Ok so materi sudah disiapkan dan hari ini yang mengajar adalah mas @budiAFC .
Pembahasan dibuka dengan sebuah analogi bahwa "Profil resiko sama seperti profil kesehatan dalam dunia medis" . Profil resiko dibagi menjadi tiga, yaitu profil resiko KONSERVATIF, MODERATE dan AGRESIF.
Errr apaan yah tuh???gini kalo konservatif itu dia safety player abis dan almost zero risk tolerant. Jadi ga terlalu suka dengan yang namanya resiko..pgnnya yang aman2 aja deh. Contohnya, bagi kamu yang cuma nyimpan dana di tabungan dan deposito only. Ga berani coba - coba ke produk investasi/pasar modal. Profil resiko agresif, memiliki toleransi resiko yang tinggi , dan high risk high return player abis...pokoknya gw gak papa deh ambil resiko setinggi-tingginya asal dapat juga return yang segede gedenya...cihuiiii...profil ini biasanya mainannya pasar modal atau properti. Terakhir ada profil resiko moderate, nah tipe ini ada moderate ke konservatif ada moderate ke agresif. Artinya anda tipe yang ditengah - tengah, dimana anda bisa lebih condong ke konservatif tapi its ok ambil sedikit resiko, atau moderate yang lebih ke agresif, yang mana anda sudah mulai berani meninggalkan comfort zone anda walau tidak sepenuhnya (ababil versi investor nih ihihi)

However guys, yang namanya resiko itu sudah dan pasti akan selalu ada. Di kehidupan kita juga pasti ada resiko2 yang harus kita hadapin kan. Nah resiko emang tidak dapat dihindari tapiii dapat kita manage sehingga resiko itu dapat mengecil.

Resiko itu terbagi dari dua kategori besar yaitu : Specific Risk dan General/Systematic Risk. Serem amat ya kata2nya wkwkkw....Lebih mudahnya gini, kalo spesifik risk itu yang salah biasanya pada produk nya atau yang mengeluarkan produknya. Let says lo beli produk investasi, ehhh tiba2 tu produk ga ada angin ga ada hujan jeblok, padahal produk2 lain yang juga sejenis malah fine2 aja..berarti yg salah ya di produk tersebut atau managementnya ya ga?biasanya sih produk2 gini adalah produk yang bisa jadi illegal atau tidak diawasin sama BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)...hati - hati kalau pilih produk, baca prospectus nya dulu yaaa....!Ok kalau systematic itu kalau tiba2 market lagi emang drop, seperti tahun 2008. Pada turun semua kan tuh produk2 investasi...apabila terjadi seperti ini jangan panik, nyantai aja toh semuanya juga turun, bukan produk lo doank. Jangan ikut2an latah, terus narik dananya cepet2. Saat kaya gini mah, kalau dikantor gw pada seneng buanget anak2, bisa "belanja" reksadana/saham dengan harga murmer.

IIIh serem ah dengernya, gw nabung aja dehhhh....

Errrrr...lo pikir nabung ga ada resiko??nabung juga ada resiko yaitu resiko INFLASI and of course lo juga bakal kena pajaknya hehehe...udah bunganya ga seberapa, kenapa pajak eeeh valuenya turun gara - gara inflasi. Punya 50 juta seneng? well diemin aja 10 tahun lagi 50 juta lo, valuenya akan sama dengan 16 juta saat ini. Kan dah gw bilang tadi semuanya jg ada resiko. Investasi ada resiko naik turun, default (gagal bayar), resiko kredit, pajak , resiko pasar dan lain- lain dan nabung juga ada. So sama aja kan...gw bukan nakut2in tapi itu realita yang harus dihadapin dan juga harus dipelajari sehingga resiko tersebut bisa kita minimize sedemikian rupa sehingga kita fine2 aja di dalam kondisi apapun. Mau market naik mau market drop, it doesnt matter anymore.

Faktor profil resiko apa aja sih??
Banyak , tapi ini pada umumnya aja ya, u can agree or u can not agree, its up to u

1. Umur
Semakin muda seseorang biasanya akan lebih agresif. Ya iyalah kalau nenek2 disuruh main saham terus duitnya hilang gitu aja bisa2 jantungan beliau. Kecuali itu nenek2 emang investor handal di jaman mudanya dan duitnya udah kebanyakan baru deh beliau akan cuek2 ajah hehehe.

2. Urutan dalam keluarga.
Ini menarik . Anak sulung biasanya lebih konservatif karena memiliki sifat melindungi keluarganya. Anak bungsu kebalikannya lebih agresif. Biasa deh kalo bungsu bandel, mereka akan bilang "Kakak aja ngelakuin masa gw ga boleh" . Kaya adek gw tuh HUH jadi yang kena omel gw deh #curcol. Anak tengah biasanya ababil wkakakak bisa ikut kakaknya bisa juga ikut adeknya. Suka2 nya dia ajah ahhaha...

3. Hobby
Nah kalau lo punya hobi yang hanya melibatkan diri lo sendiri tanpa orang lain, seperti membaca maka lo boleh dibilang konservatif. Tapi ga semestinya juga, mungkin hobi lo membaca tapi setelah membaca, lo buat talkshow tentang hasil analisa dari bacaan lo, nah ini beda lagi ceritanya . Hobi yang extreme seperti bungee jumping, sky diving , rock climbing dan lain2 termasuk dalam kategori agresif.

4. Profesi dan Penghasilan
Profesi yang memiliki penghasilan naik turun dan tidak tetap biasanya memiliki profil resiko agresif. Sebalinya profesi yang lebih senang dengan penghasilan fixed lebih ke konservatif. Architect, accountant or planner memiliki resiko agresif with calculated risk.

5. Durasi Investasi
Orang yang ditanya ingin berinvestasi untuk jangka waktu berapa lama, dan hanya menjawab untuk 1 -3 tahun , orang tersebut tipe yang konservatif. Bagi yang ingin berinvestasi untuk waktu yang puanjang, orang tersebut tipe agresif :)

Remember, you might think that you are Conservative but be careful, you might be conservative because you do not know how to "play" or how it "works" . Once you understand, you will be able to calculated your own risk and take a bigger step :)

So which type of investor are you?

Loadsa Love,

Dini

No comments:

Post a Comment

 
BLOG DESIGN: 188* DESIGN STUDIO © 2010