Education Fund Part I


Client : Mba dini, ini beneran angkanya segini nanti pas anak kuliah?
(tangan di atas kepala pusing mikirin duit)
Me : Well, memang itu kenyataannya mba J ! Itu baru kuliah di dalam negri loh, bukan di luar negri. Kalau diluar negri lebih banyak lagi biayanya.
Client : Waduh gimana ini?
Me : hehehe tenang mba.  Nah sekarang ini bagian investasinya, berapa yang harus diinvestasikan tiap bulannya. Karena usia anak mba masih sangat kecil, maka nominal yang harus diinvest juga sedikit.
client : “mulai lega dan tersenyum”
oh jadi saya tiap bulan invest sekian ya mba?
me : iya, jangan takut dulu donk mba, mba perlu takut kalau sama sekali ga ada persiapan apa – apa and just go with the flow, tau2 pada saat dibutuhkan malah ga ada duit sama sekali.
client : oh iya ya , jadi kapan mulai implementasinya? “semangat 45”


Convo di atas adalah salah satu percakapan yang sering terjadi antara para advisor dan client. Education fund itu hitungannya paling musingin para advisor, karena banyak detail yang harus diperhatikan dan juga musingin buat client karena rata – rata kelebihan dana yang dimiliki habis untuk sekolah anak. Tapi yang namanya orang tua ga boleh sama sekali mengabaikan pendidikan anak. Kalau kata nyokap gw , “mendingan hidup biasa – biasa aja yang penting anak gw sekolah tinggi deh”.

Bagi orang yang sudah berkeluarga, hal pertama yang terpenting yang harus disiapkan adalah dana pendidikan anak. Banyak ibu-ibu yang sebenarnya kurang memahami bagaimana cara menyiapkan dana tersebut. Sehingga pada saat ada tawaran dari pihak institusi atau agen penjual yang menggunakan kata “tabungan/asuransi pendidikan anak” maka banyak yang langsung membeli tanpa memahami benar konsep dan kegunaan dari produk tersebut. Sekarang coba kita pretelin satu demi satu. Tabungan itu apa sih?tabungan itu suatu produk keuangan yang memiliki tujuan untuk menyimpankan dana masyarakat. Tabungan bisa diambil dan disetor kapan saja. Tabungan lebih aman dibandingkan menyimpan uang dirumah dan juga lebih menguntungkan dari segi bunga (walaupun tidak seberapa kalau nominalnya kecil). Tabungan adalah produk jangka pendek. Jadi tabungan sendiri sebenarnya bukan produk yang tidak tepat untuk pendidikan anak, tabungan akan digunakan apabila kebutuhan pendidikan anak itu harus dibayarkan dalam jangka 1- 2 tahun. Nah, apakah tepat menyiapkan dana pendidikan untuk kuliah atau pendidikan dengan jangka waktu masih panjang menggunakan tabungan? coba pikirkan, tabungan cuma memberikan bunga 2% sedangkan rata – rata kenaikan pendidikan anak kalau di Indonesia apabila dihitung mundur dan diambil rata-rata adalah sebesar 20%. Malah ni ye, gw dapat info langsung dari pengajar disalah satu sekolah, kalau kenaikan per tahun di tempat dia bekerja adalah 40% *tutup kuping* !Ingat ya mba2 dan ibu2, Rp.500.000.000,- sekarang terdengar sangatttt gede buanget tapi apakah artinya 500juta 15 tahun lagi?hmmm ga cukup untuk kuliah sampai selesai.  

Bagaimana dengan asuransi pendidikan? asuransi itu apa sih sebenarnya?Asuransi kan tujuannya untuk memproteksi seseorang. Apakah pendidikan perlu diproteksi?kalau ada yang berpikir “ iya donk mba, jadi anak saya bisa masuk sekolah”. Hmmm think again. Apakah dengan masuk asuransi pendidikan menjamin kecukupan dimasa yang akan datang?nah sekarang coba pikirkan lagi. Hal lain yang harus diperhatikan adalah asuransi pendidikan hanya akan bisa cair pada saat ulang tahun polis. Misalnya ulang tahun polis 15 September 2011, sedangkan kalian juga pada tau sekarang kalau mau masuk sekolah, pendaftarannya sudah jauh – jauh hari begitu juga pembayarannya. Ujung2nya anda juga nombok toh???

Atau menggunakan “unit link” untuk dana pendidikan anak?hmmm *garuk2 kepala* ! Unit link adalah penggabungan asuransi + investasi. Dibilang asuransi ngga, investasi juga ngga. Yang ada returnnya juga ngga maksimal. Kalau untuk pembahasan unit link bagus apa tidak, coba cek di sini yah !

Jadi harus bagaimana donk?yang namanya untuk tujuan jangka menengah dan panjang, jawabannya selalu INVESTASI, INVESTASI dan INVESTASI. Semakin kecil usia anak semakin kecil juga nominal investasi yang harus diinvest setiap bulannya. Why? karena waktu dibutuhinnya masih lama lagi. Malah kalau gw, ada client yang memang gw itungin sedetail-detailnya. Kebetulan tu client tinggal di luar kota dan ingin anak sekolah di Jakarta, otomatis bukan hanya dana pendidikan selama kuliah saja yang gw perhitungkan, tetapi juga biaya kost, biaya buku, biaya transportasi, biaya makanan dan lain-lain. Hal kecil seperti itu tidak boleh tidak diperhitungkan loh. Apalagi kalau anaknya sekolah diluar negri, otomatis ada biaya visa, biaya health insurance, dan lain-lain.

Mau curcol nih, gw kan sekolah dari SMA – kuliah di malaysia. 1 – 2 tahun sebelum kuliah selesai, keuangan sudah cekak banget dah. Bokap kesel karena dulu dah beli asuransi pendidikan tapi ga cukup (now I can explain to u why daddy hahaha) terus jual rumah dan tanah deh. Expectacy nya sih cukup tapi ternyata ga sampe lulus hihihi…ujung-ujungnya diriku sempat kumpulin koin-koin buat beli makanan sebelum tanah laku dijual (secara jual tanah ga cepat, itupun harus rela jual dengan harga cukup rendah) hahaha LESSON LEARNT !! (makanya mo jadi financial planner karena dah pernah ngerasain kaga ada duit buat makan wkakkakaka)!

Untuk next post gw akan jelasin lebih detail tentang bagaimana mempersiapkan dana pendidikan. Pantengin terus yah…

Oh iyaa, next kopdar (tepatnya nanti diumumin) kita bakal ngadain sharing session, lebih ke focus group discussion jadi kalau ada yang ingin tanya2 tentang dana pendidikan atau ada masalah dalam mempersiapkannya bisa datang dan sharing ke para advisor di AFC. Pantengin aja twitter @diniAFC  @AidilAkbar dan @FinCheckUp untuk keterangan lebih lanjut.

Loadsa love,

Dini

1 comment:

  1. huahaha aku rasa dana pendidikan bisa jadi metode KB efektif ;p
    udah jadi bawaan khan klo semua orang tua pengen yg terbaik bwt anak, apalagi klo udah ngalamin yg gk enak wkwk..
    ditunggu ya lanjutannya

    ReplyDelete

 
BLOG DESIGN: 188* DESIGN STUDIO © 2010